BENGKALIS - Penantian harapan dari hajatan politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2020 ini baru saja membuahkan hasil sementara. Namun demikian, tidak sedikit pula meninggalkan berbagai bekas secara psikologi, hal itu bisa di lihat dari tingkat kehasratan masing-masing pihak.
Terlepas dari semua itu setidaknya tabir telah terbuka bersama jawaban. Bahwa, suatu riwayat pahit itu tidak lagi dapat menjadi tolak ukur kesadaran, kesimpulannya harus diakui kekuatan politis itu dominan mampu berperan.
Situasi ini terbangun dan terbentuk secara paradigma dalam kontekstual politik dan spesialnya terimakasih terkhusus di hari Rabu pada tanggal 9 Desember 2020. Telah memberi jawaban tuntas sebut M. Fachrorozi salah seorang organisator Kabupaten Bengkalis.
Pria yang akrab disapa Agam ini mengatakan, itulah proses politik dinamikanya bersifat relatif tergantung dari kadar kebutuhan sosiologi yang memposisikan kepentingan itu pada level mananya, inti dari semuanya adalah tujuan," ungkap Agam ke awak media, Jumat (11/12/2020).
Yang jelas lanjutnya, masyarakat Kabupaten Bengkalis sudah menentukan sikap pilih dan hasilnyapun nyata apa yang sama-sama telah kita saksikan itulah cerminan dari kehendak pemilih.
"Puas atau tidaknya semua tergantung bagaimana cara publik memaknai konsekuensi sebuah kontestasi," ungkapnya.
Lebih jauh dikatakannya, semua sudah terjadi, pilihan negeri telah menyajikan cerita fenomenal bagi himpunan kepentingan daerah, kalaupun ada yang diluar dari kehendak sarannya tempatkan itu dalam koridor pemahaman nalar.
Dan menurutnya lagi, apapun hasil pemilihan yang jelas daerah sudah membuka gerbang sebagai tapak awal perjalanan kedepan. Suka tidak suka proses penyelenggaraan daerah akan tetap berlanjut.
"Kalau ditanya dari sisi bagaimana nantinya negeri ini berjalan jawab nya, biarkan semuanya berproses. Karena kan terjadinya dari sebuah proses politik yang sah," sambungnya.
Dikatakannya juga, kalau kita kekang dengan pemikiran yang sempit rasanya tidak tepat juga bisa saja situasi pemimpin nantinya melebur dengan kapasitas yang bijak, apalagi politik itu bersifat dinamis dan variabel.
Namun, Agam menambahkan lagi, masyarakat silakan saja memberikan koreksi yang sifatnya membangun lewat pengawasan maupun konstribusi gagasan dan ide, daerah ini butuh masukan dan monitoring.
Harapannya, sudah tentu tidak lepas dari bagaimana perjalanan kedepannya Kabupaten Bengkalis. Jauh dari situasi yang bersifat negatif setidaknya mampu meminimalisir dampak dari berbagai persoalan.
"Kepekaan untuk hal ini sangat perlu. Maka disitulah nanti terukurnya kualitas si pemimpin itu tergolong cerdas atau tidaknya," tutup Agam menyudahi pemikirannya.(ep.ris) - https://inhu.my.id